Jumat, 23 Desember 2011

Belajar Membaca untuk Anak Usia Dini

Tulisan ini saya buat berawal karena banyak Orang Tua Murid yang tanya sewaktu acara pengambilan Raport di Sekolah... Mereka tanya bagaimana cara mengajari anak mereka untuk belajar membaca......
sebenarnya untuk anak usia dini, belajar membaca bukanlah suatu kewajiban atau pemaksaan, karena bisa membaca bukanlah segala-galanya, secara alamiah suatu saat mereka pasti bisa membaca....namun, ada hal yang lebih penting daripada sekedar bisa membaca dengan lancar di usia dini, yaitu bagaimana membuat anak kita menyukai buku dan kegiatan membaca.
Sebenarnya tidak salah juga jika kita ingin anak kita bisa membaca di usia yang masih sangat dini, asalkan metode yang kita gunakan untuk mengajari mereka dengan cara yang tepat dan ramah otak.
Metode mengajari membaca anak sangat beragam, antara lain adalah metode terstruktur dan metode tidak terstruktur. Metode terstruktur dan metode tidak terstruktur bukanlah suatu pilihan, namun mereka adalah satu kesatuan, saling melengkapi satu sama lain sesuai dengan karakter dua belahan sisi otak kita yang sekarang populer dengan istilah otak kanan dan otak kiri.
Otak Kiri memiliki karakteristik yang teratur, analitis, logis. kita akan membutuhkan kinerja otak kiri untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan data, angka, urutan dan logika.
Sedangkan Otak kanan memiliki karakteristik yang berhubungan dengan rima, irama, musik, gambar dan imajinasi. aktivitas kreatif muncul pada sisi otak kanan.
Selain metode belajar kita akan menggunakan sisi otak sebelah mana untuk mengajari anak membaca, kita juga harus memperhatikan karakteristik anak usia dini, yaitu :
a. Tingkat konsentrasi yang lebih pendek (relatif)
b. Tidak suka diatur atau di paksa
c. Tidak suka di Tes
ketiga ciri karakteristik tersebut menunjukkan pada kita bahwa kita tidak bisa menngajari mereka dengan cara kita mengajari orang dewasa. disini kita dituntut untuk bisa kreatif, mencari tehnik-tehnik tertentu yang bervariasi terhadap kecenderungan anak. dan hanya satu kegiatan yang bisa melumerkan 3 karakteristik di atas, yaitu BERMAIN.
Kenapa Bermain???Karena dalam bermain anak-anak tidak menemukan TES,PAKSAAN dan BATAS WAKTU. Ketika bermainlah anak-anak menemukan kebebasan dirinya untuk berekspresi dan menemukan kesenangan mereka.

di sini saya tulis beberapa model bagaimana mengajari anak membaca :
  1. Belajar membaca melalui KOSAKATA = Kosakata adalah pembentuk Kalimat. Melalui kosakata yang semakin beragam, kalimat yang kita keluarkan pun akan semakin banyak. Melalui Kosakata anak-anak tidak hanya belajar membaca namun juga perbendaharaan dan pemahaman akan kata yang akan mereka gunakan dalam berbicara. Variasinya adalah dengan menggunakan kartu kata (yang disajikan oleh Glen Domann), poster kata yang ditempel didinding, buku-buku bergambar yang kalimatnya pendek dan ukuran hurufnya lumayan besar. prinsip yang digunakan adalah BELAJAR MEMBACA DENGAN MEMBACA. Hal khusus yang perlu diperhatikan dengan model ini adalah kemungkinan anak-anak untuk mengenal pola lebih lama. artinya bisa jadi untuk bisa benar-benar membaca semua kata yang diperlihatkan kepada mereka (meski belum diajarkan) membutuhkan waktu yang relatif lama, tergantung kemampuan dan kecepatan anak.
  2. Belajar membaca melalui SUKU KATA = Model ini paling banyak digunakan, terutama di sekolah-sekolah. Prinsipnya adalah mengenali pola terlebih dahulu sebelum masuk pada fase membaca. Belajar melalui Suku kata misalnya Ba,Bi,Bu,Be,Bo dan seterusnya juga memiliki efek tersendiri. Diantaranya adalah kecepatan membaca yang relatif lebih lambat jika tidak diiringi langsung melalui buku-buku atau bacaan-bacaan. Kenapa??karena anak-anak akan terbiasa dengan membaca pola lebih dulu baru membacanya. kerja Otak kiri lebih dominan di model ini. Umtuk mengimbanginya, kita harus memotivasi anak untuk membaca kata-kata secara langsung lewat buku tanpa harus memilah suku katanya.
  3. Belajar membaca melalui MENGEJA = Model ini diawali dengan pengenalan huruf baru kemudian merangkainya menjadi gabungan huruf dan kemudian kata. Untuk metode ini, sudah sangat jarang digunakan, karena sudah terbukti anak akan lebih kesulitan dalam belajar membaca. Kerja otak kiri akan semakin dominan jika kita menggunakan metode ini. anak-anak harus melewati 3 tahapan, yaitu Mengenal (Menghafal Huruf), Suku Kata, Kemudian Kata. Untuk menyeimbanginya, diperlukan latihan membaca yang intensif agar anak-anak bisa percaya diri untuk bisa membaca.
  4. Belajar membaca melalui MULTI METODE = Adakalanya spesialisasi itu perlu untuk mengenal kedalaman ilmunya. Namun dalam belajar membaca, tidak ada salahnya jika kita menggunakan Multi Metode sekaligus tanpa harus merasa aneh atau tabu hanya karena teori yang kita peroleh dianggap paling rasional dan paling benar. kita bisa menggabungkan ketiga metode tersebut di atas untuk mengajari anak kita dalam belajar membaca. Tidak harus sekali waktu kita menggunakan ketiga metode tersebut, kita bisa menggunakannya secara bergantian, tentu saja dengan memperhatikan kondisi anak (anak harus belajar dengan perasaan nyaman dan riang gembira). juga kita mengajari mereka dengan ketulusan dan keikhlasan. karena metode paling hebat apapun itu, tidak akan bisa terlaksana atau tercapai dengan baik atau sesuai keinginan kita jika kondisi anak sewaktu belajar dalam keadaan TERPAKSA,TERTEKAN, TIDAK NYAMAN, dan kita juga dalam keadaam TERPAKSA.


Selamat Mencoba!!!

Tidak ada komentar: