Jumat, 18 September 2015

BIG CHOICE

Beberapa hari yang lalu... Aku membaca link di salah satu grup blogger ku... Ada ibu muda yang baru saja posting tentang keputusan besar salam hidup yang baru saja di ambilnya...
Mulai blogwalking dan membaca tulisannya.. Memang benar² keputusan yang sangat berani... Dia resign sebagai reporter di salah satu stasiun televisi yang sangat populer dengan seragam merahnya... Yang isi nya banyak di siarkan tentang berita politik, dll..
Tentu saja akan langsung terbayang betapa kerennya bekerja di stasiun tivi, betapa serunya bertualang ke berbagai macam tempat di seluruh bagian Indonesia bahkan luar negeri, dan berapa gaji seorang  reporter di stasiun tivi swasta yang sangat terkenal.
Tapi dia sia²kan begitu saja... Uuuhhh sayang sekali... Sungguh sayang sekali, melakukan resign di saat berjuta² orang ingin berada di posisinya..... Apa siiih yang dia pikirkaan??

Mungkin sebagian besar orang akan berkata/berkomentar seperti itu.

Duluuuu, aku juga berpikir seperti itu. Sayang sekali meninggalkan pekerjaan yang sudah sangat dicintai, meninggalkan teman² yang sudah menjadi keluarga.

Tapiii.. Sekarang aku paham kenapa orang² melakukan keputusan besar itu...aku mengerti di saat menjadi dan merasakan seperti mereka. Karena mereka semua, terutama para perempuan itu cinta keluarganya........ Yaaah... Mereka membuat keputusan besar itu hanya demi keluarga. Demi keluarga kecilnya.. Ada yang ingin fokus mengurus suami, menjadi istri yang taat, untuk program kehamilan, mengurus anak dan rumah tangganya, ingin lebih fokus pada pengasuhan dan pendidikan anak, dll.. Seperti kisah bunda muda itu, dia ingin fokus pada program kehamilannya dan ingin fokus mengurus suami. Karena ketika bekerja, dia hanya punya sedikit waktu saja untuk suaminya, beberapa kali mengalami keguguran karena lelah fisik.

Sebenarnya, aku sering tergoda untuk melakukan hal yang sama dengan bunda muda itu.. "Mengambil keputusan besar"
Apalagi suamiku sangat mendukung jika keputusan itu segera terlaksana.. Agar bisa fokus dengan bisnis online ku supaya bisa segera merambah ke bisnis offline, punya tempat usaha. Katanya... Mau sampai kapan berada dalam zona aman, yang tiap bulan menerima gaji. Tidak berpikir kreatif bagaimana akan memajukan bisnisnya, mencari peluang bisnis lain.

Tapii, sungguh aku belum berani, belum mampu.
Aku belum siap keluar dari zona aman.. Karena keadaan yang belum memungkinkan..

Sungguh, jika saja aku punya kekuatan, aku pasti akan segera mengambil keputusan besar itu.. Menerima anjuran hubby.. Supaya bisa fokus menjalani bisnis punya waktu lebih bersama anak, setiap saat bisa menemani mereka belajar..
Karena mau seberapa besar gaji yang istri peroleh ,seberapa banyak penghasilannya.. Tidak akan di berkahi Allah jika suami tidak ridho...
Dan aku sangat percaya akan hal itu..

Jadiiii...
Ora nduwe kesimpulan

Tidak ada komentar: