Subhanallah.....Alhamdulilahirobbil alamin....ucap syukur beribu-ribu kali aku lafalkan untuk-Mu ya Allah ya Rab...
kemarin tgl 23 Desember 2009 adalah hari bersejarah untuk keluarga kecilku.....Hari itu, adalah pengumuman hasil test seleksi cpns untuk wilayah Jawa Tengah,, dan alhamdulilah Ayah Chinno lolos masuk seleksi di Kab. Purbalingga.
betapa bahagia dan terharunya aku dan ayahnya, dan juga Ibu (my motherinlaw,red). Serasa gak percaya dengan apa yang terjadi.Terima kasih ya Allah....
Sebelumnya Kehidupan keluarga kecil kami dalam masa prihatin, masih tahap pengembangan dan pencarian. Ekonomi yang sulit, terlilit hutang.Ayah Chinno alhamdulilah masih bisa mencari nafkah di sebuah lembaga keuangan di Desa. Dengan gaji yang minim, naik turun setiap bulannya. Hanya cukup untuk beli susu chinno dan kebutuhan dapur. Masih sangat kusyukuri, karena jika ayah chinno tidak kerja, uang untuk susu chinno dan kebutuhan dapur dapat dari mana?Apalagi usaha yang kujalankan saat ini sedang dalam masa pailit. ada saja ujian dan cobaan yang kami terima apalagi untuk tahun 2009 dari bulan agustus hingga desember ini, yang ku rasa adalah ujian terberat.
Setitik kisah awal kepailitan..........
Agustus, alhamdulilah sudah ada kemajuan bisa memperoleh karyawan dan mampu untuk menggaji karyawan tiap bulannya, meski cuma sedikit. Beban kerja ku jadi lebih ringan, karena di samping mengurus rumah tangga aku juga punya usaha kecil-kecilan di bidang jasa, yaitu fotocopy, pulsa,pembayaran listrik, alat tulis dan gas elpiji 3kg. sebelum ada karyawan, aku kelimpungan sendiri, ibaratnya kalau urusan kerjaan belakang selesai, kerjaan depan sering keteteran, dan begitu juga sebaliknya, kalau urusan depan beres, urusan dapur dan chinno jadi terabaikan. Aku jadi sering prihatin liat chinno, cuma main sendiri kalo ditinggal melayani pembeli dan mengurus hal-hal lainnya, ga terlalu terurus. Apalagi saat ini aku sedang hamil muda mengandung dedeknya chinno satu bulan.
Nah, sejak ada karyawan ini, semuanya bisa kehandle. urusan belakang dan urusan depan beres.
Tapi apa yang terjadi 2 bulan kemudian.
Oh, my God. Omzet usahaku menurun drastis, apa hal sebab, untuk yang fotocopy, larisnya musiman saja, tiap semester, n kalau dapat proyek tok. Untuk hari-hari biasa sangat sepi. Untuk PPOB, proyek kerja sama yang kujalin dengan UPJ, cetak rekening juga menurun drastis, karena ada perubahan kebijakan dari PLN yang mengharuskan UPJ mengurangi atau bahkan tidak sama sekali mencetak struk rekening listrik di tempatku. Apalagi untuk pengembangan usaha Pulsa Tronik, beberapa bulan terakhir sudah terasa sangat menurun. Apa hal sebab? yaitu, menjamurnya counter berjalan yang ada di wilayah kampungku, hampir tiap rumah bisa menjual pulsa sendiri. Karena untuk deposit pulsa di dekat rumah ada dealer yang khusus melayani deposit pulsa untuk bisa dijual kembali. Lambat laun Gas Elpiji mengikuti, ada beberapa warung kecil di kampung yang sudah menyediakan isi ulang gas elpiji 3kg, dan dengan harga bersaing.
karyawanku jadi gak banyak kerjaan, seringnya ngajak main chinno n nonton tv. Aku berpikir, kalau seperti ini aku rugi besar, pendapatanku menurun drastis, dan aku harus tetap menggaji karyawan dengan nominal yang sama padahal kerjaan sangat minim.Sangat tidak imbang. Aku putar otak hingga mongering, diskusi dengan suamiku apa yang harus dilakukan agar tetap bertahan dengan kondisi krisis seperti ini. Untuk pengembangan usaha, sepertinya masih jauh dari target, karena lokasi usaha kami hanya diperkampungan, pinggiran kota. Ingin sekali menambah barang dagangan untuk spesifikasi alat tulis, tapi terbentur di modal , secara jika mau mencari pinjaman lunak sudah sangat Saat ini sudah tidak bisa diharapkan atau tidak mungkin karena kami sudah di bebani oleh berbagai macam angsuran yang nominalnya tidak sedikit. Akhirnya dengan berat hati kami mengambil keputusan untuk meliburkan satu-satunya karyawan yang kupunyai. Libur untuk waktu yang tidak terbatas.
Aku pikir itu adalah langkah awal yang tepat untuk mengurangi pengeluaran dan mengatasi kepailitan kami. Aku mulai kerja sendiri lagi, kali ini lebih pada mensiasati waktu. Untuk urusan dapur dan rumah tangga yang lain aku lakukan pada malam hari dan pagi hari setelah sholat shubuh. Jika sudah selesai, aku fokuskan ke chinno dan urusan kios. Alhamdulilah bisa efektif, meski terkadang masih keteteran tapi masih bisa dikendalikan. Coba dari dulu bisa seperti ini, pasti gak bakalan rugi dgn menggaji karywan selama 3 bulan.hehe.Memang urusan fisik dan otak sangat lelah, karena harus kerja hampir 24 jam. Tapi mau gimana lagi, aku harus bisa Prihatin. Selain usahaku yang sedang dalam mas pailit, ada beberapa masalah keluarga yang sangat membuatku shock dan down.
Awal November aku dan keluargaku mendapat cobaan yang lumayan berat, pertama dari kakak tertuaku yang dari dulu jaman dia masih muda dan lajang sampai sekarang tetap mempunyai permasalahan yang sama. Yaitu masalah kehidupannya yang tidak bisa di control dan dikendalikan. Selalu saja terlibat dalam masalah hutang piutang, di uber-uber orang ke rumah hingga membuat ayah dan Ibuku risih, kakak-kakakku dan aku yang sangat jengkel dan tak habis pikir. kenapa masalah orang satu ini gak pernah berubah. Kedua AYahku di bulan November ini juga tertimpa masalah yang lumayan pelik. Yang dibuat oleh perbuatannya sendiri, yang sebelumnya sudah di peringatkan tapi tak pernah di gubrisnya. Akhirnya Ayah kena batunya, dan ia harus menjalaninya sendiri.Yang membuat kami sekelurga down, namun juga berharap semuanya akan segera berakhir, dan semoga Ayah menyesali serta mau berubah dan yang penting benar-benar bisa bertaubat..
Di Bulan Desember, masalah timbul lagi, di kejar-kejar hutang piutang sama saudara. Aku bingung akan dapat uang darimana, karena masalah keuangan kami juga sedang masa pailit ekonomi krisis. Usaha semakin corat marut, defisit hampir tiap bulan. Untuk menyicil hutang yang kurasa tidak pernah selesai. Benar-benar memprihatinkan. Untun keperluan makan harus mengirit seirit-iritnya. Tiap hari maksimal mengeluarkan uang untuik belanja dapur maksimal 5ribu rupiah saja. jadi Cuma beli tempe dan sayur mateng yang cukup untuk kami bertiga. Meminimalisir pengeluaran. Tidak jajan dan tidak beli pampers untuk Chinno.
Masa yang sangat sulit, aku sudah hampir menyerah, hampir tiap hari kami ribut dan ribut, karena permasalahan ini. Ya Allah, apa yang harus kulakukan??
Waktu ada kesempatan pendaftaran CPNS aku langsung bergerak untuk ikut mencoba,
Sebenarnya suamiku enggan untuk ikut mendaftar, tapi aku bilang ini kesempatan. ga selalu tiap hari,bahkan setahun sekali. Mumpung ada formasinya, mumpung usia belom 35 taon dan mumpung-mumpung lainnya. Karena Entah aku mendapat feel dan keyakinan darimana, aku tetep kekeuh kalo suamiku juga harus ikut.Soalnya sayang banget kalo gak, menyia-nyiakan kesempatan yang gak datang 2 klai.Dan Aku bilang sama dia, aku sanggup yang mencari semua persyaratan dan melengkapi berkas, asalkan suamiku mau ikut seleksi. Suamiku akhirnya bilang oke, tapi dia Cuma mau ikut di lokasi Jateng saja, yang DIY tidak mau. Katanya kalo ikut DIY pasti bakalan ketemu sama temen-temen lama. Malu. mulailah aku mencari semua persyaratan untukku dan suamiku. dari mondar-mandir Kampus, ke Polres, Ke Depnaker, Tukang Foto. Memang tidak semuanya aku lakukan seorang diri, suamiku pernah mengantarku sehari waktu ke Kecamatan dan dan Puskesmas, sekalian dia juga harus mendapatkan surat sehat dari dokter. Karena untuk mencari surat sehat harus orang yang bersangkutan dan tidak bisa diwakilkan. selebihnya aku sendiri.
Suamiku mendaftar di Purbalingga dan aku di DIY. Di Purbalingga aku ikut, tapi motivasinya cuma menemani saja, karena aku menyadari kalo peluangku keciiilll sekali, karena di jurusanku, hanya ada satu formasi. Jadi,, siapapun orang yang satu jurusan sama aku, pasti daftarnya ke formasi yang itu. Jadi terbayang donk, berapa orang pesaingku.Berbeda dengan suamiku, yang diambil 8 orang dan jumlah pesaingnya aku yakin lebih sedikit, karena nomor test suamiku masih tergolong kecil dengann perhitungan aku mengirim surat lamaran via pos pada hari terakhir . Maka suamiku ku gencar dengan menyuruhnya belajar. Tiap ada waktu luang aku suruh latihan mengerkalan soal, aku support habis deh. Dengan mengatakan “sainganmu Cuma dikit lho mas, peluang masih banyak makanya harus belajar. Sayang kalo ga lolos, karena formasi yang dibutuhkan lumayan banyak dan pendaftar Cuma sedikit”.
Setelah pendaftaran aku mulai bergerilya mencari segala sesuatu yang dipersiapkan untuk ujian. Aku download soal-soal cpns yang ada di Internet, download kiat sukses lolos seleksi, download mengenai perundang-undangan, tata negara, ideologi, beli buku kumpulan soal hingga 3 buah. Pokoknya apa saja yang bisa buat bekal untuk ujian aku cari.
Pada tanggal 6 Desember 2009, aku,ayah chino dan salah seorang tetangga yang juga daftar disana berangkat ke Purbalingga untuk test CPNS. Dalam perjalanan aku belajar dengan membaca keras-keras biar 2 orang yang didepanku juga ikut belajar dengan mendengarkan.
dan Allahu Akbar, suamiku lolos seleksi. Semua berkat Allah SWT yang mengabulkan doa kami, berkat do'a orang tua dan kakak-kakak semua, juga perjuangan suamiku yang patut di acungi jempol.
Tapi kami punya masalah, Kartu Ujian suamiku hancur kena air. Tercuci sama aku. hiks.
salahku karena waktu nyuci aku gak ngecek kantong celana. Padahal untuk register di Purbalingga harus bawa kartu ujian, deugh gimana donk. Semoga masih tetap bisa di proses dan semuanya lancar. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar